Pembukaan kawasan pertambangan pada daerah dengan
morfologi curam/terjal perlu ditunjang oleh beberapa kegiatan geologi
teknik/hidrogeologi seperti pemeliharaan stabilitas lereng (slope stability)
dan penirisan (dewatering), untuk menghindari terjadinya
longsor/runtuhan akibat dibukanya jalan (road cuts) dan sistem
penambangan yang diterapkan. Dalam suatu operasi pertambangan, perlu
dipertimbangkan faktor dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pengambilan
tanah penutup, batuan dan mineral-mineral ekonomis.
Aspek
Klimatologi
Pada aspek klimotologi kajiannya mengenai iklim
suatu daerah termasuk di dalamnya cuaca, temperatur, kelembaban udara, curah
hujan, arah dan kecepatan angin. Iklim dibedakan menjadi iklim tropis (tropis
basah dan kering), sub tropis (iklim gurun, semi gurun, iklim sedang, dan
mediteranian), iklim dingin (sub arktik) dan kutub.
Aspek Geomorfologi
Pada aspek geomorfologi geologi memiliki peranan
penting dalam menganalisis bentuk roman muka bumi, topografi, dan pola aliran
sungai untuk mengetahui model penambangan yang sesuai pada daerah tersebut.
Selain itu, bahaya geologi (geological hazards) yang mungkin timbul sebagai
akibat dari proses-proses geologi dibatasi hanya pada bahaya geologi yang
sering terjadi dan menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. (American
Geological Institute, 1973, dalam Adjat Sudradjat, 1975). Thornbury (1969)
Adapun jenis
jenis bahaya geologi tersebut adalah bahaya longsor/gerakan tanah, bahaya
gunungapi, bahaya gempabumi, dan bahaya buatan. Dalam aspek ini juga dibahas
tentang Pengelolaan Resiko Bencana (Disaster Risk Management), Pengurangan
Resiko Bencana (Disaster Risk Reduction),dan Rencana Tindak Untuk Pengurangan Resiko
Bencana (Action Plan for Disaster Risk Reduction).
Aspek
Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari batuan penyusun
kerak bumi dan proses-proses yang berlangsung di dalamnya. Oleh karena itu,
mengenal macam dan sifat batuan serta struktur geologi yang berkembang menjadi
sangat penting di dalam geologi tatalingkungan dalam bidang pertambangan. Macam
dan sifat batuan serta struktur geologi tentang bentuk arsitektur batuan
sebagai hasil dari proses deformasi dan memberi pemahaman mengenai jenis-jenis
dan mekanisme pembentukan struktur geologi dan tektonik yang terlibat dalam
deformasi batuan dan mekanisme utama asal dari sumber gaya deformasi pada
batuaN, dituangkan dalam suatu peta yang disebut peta geologi.
Aspek Geohidrologi
Hidrogeologi adalah suatu studi interaksi antara
kerja kerangka batuan dan airtanah yang dalam prosesnya menyangkut aspek-aspek
kimia dan fisika yang terjadi di dekat atau di bawah permukaan bumi (Kodoatie,
1996). Berbicara hidrogeologi tidak akan lepas dari daur hidrologi sebagai
berikut; evaporasi dari tanah atau air laut dan transpirasi dari
tumbuh-tumbuhan – kondensasi dalam awan – presipitasi dalam bentuk hujan –
infiltrasi dan perkolasi ke dalam tanah atau menjadi air limpasan (sungai dan
danau) – kembali evapotranspirasi (Davies dan DeWiest, 1966, dalam Rahn, 1996).
Beberapa aspek tersebut di atas selain memiliki potensi pengembangan
yang dapat dipertimbangkan untuk membuka suatu kawasan pertambangan, juga
memiliki potensi bencana geologi yang harus diantisipasi oleh suatu operasi
pertambangan.
Reklamasi lahan pasca penambangan harus dilakukan baik pada area
fasilitas penunjang pertambangan (jalan, jembatan, bangunan-bangunan, daerah
pengendapan tailing, dsb) maupun area penggalian bahan tambang (daerah bekas
eksplorasi maupun eksploitasi). Reklamasi ini merupakan persyaratan paling
penting bagi daerah tambang, karena tingginya peran pertambangan dalam
degradasi lingkungan dan bencana geologi. Bencana geologi adalah suatu istilah
umum yang digunakan untuk menyebut potensi kerugian yang terjadi akibat
interaksi antara manusia dengan alam atau antara manusia dengan teknologinya
(Burton, dkk, 1978, dalam Lundgren, 1986).
Reklamasi pada daerah bekas pemboran eksplorasi,
daerah bekas penambangan maupun lahan tailing yang tidak produktif dapat
dilakukan dengan percobaan untuk menanam tanaman pertanian yang produktif dan
berkelanjutan. Namun demikian, perlu dicatat disini bahwa suksesi rehabilitasi
lahan pasca penambangan ini memerlukan waktu yang cukup lama, terutama daerah
pengendapan tailing yang harus menunggu hingga pengendapan tailing berakhir.
Oleh karena itu, pemilihan tanaman yang cepat tumbuh (seperti rumput-rumputan,
beringin, atau tanaman hutan lainnya) akan menjadi lebih berarti pada saat ini,
baru kemudian dilanjutkan dengan program agronomi lainnya secara bertahap. Mengingat
proses reklamasi ini memakan waktu yang cukup lama, maka perlu diimbangi oleh
kegiatan lain yang dapat mencegah meluasnya kerusakan ekosistem di sekitar
daerah tambang.
Pada dasarnya hubungan antara ilmu geologi dan
lingkungan tidak dapat dipisahkan, mengingat permasalahan lingkungan yang
muncul sebagai akibat dari eksploitasi sumberdaya alam merupakan subyek dan
obyek dari ilmu geologi. Itulah mengapa pentingya peranan geologi di bidang
pertambangan terutama dalam penataan lingkungan pasca penambangan.
Sukran. Anak (upri) Setiap langkah kaki mu menentukan massa depan mu
ReplyDelete