Thursday, December 27, 2012

JENIS-JENIS ALAT ANGKUT (HAULERS)



  Definisi Pemindahan Tanah Mekanis (Earth Moving) 
             Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling, transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat berat/besar). Pekerjaan-pekerjaan itu banyak terlihat di bidang pekerjaan/bangunan sipil, seperti : pembuatan jalan raya, dam-dam, tanggul, saluran irigasi, kanal, lapangan terbang, dll. Disamping itu juga dilakukan pada tambang-tambang terbuka, terutama pada pengupasan lapisan tanah atas (stripping of overburden) dan pembuatan jalan-jalan lainnya yang menuju ke tambang tersebut.
          Meskipun diberi nama Pemindahan Tanah Mekanis tetapi sebenarnya tidak hanya terbatas pada tanah (soil) saja, tetapi kadang-kadang juga berhubungan dengan batuan (rock) dan memang alat-alat mekanis yang akan dibicarakan juga tidak saja sanggup untuk “melayani” tanah, tetapi juga dapat dipakai untuk “melayani” batuan. Yang dimaksud dengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.
              Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM. Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :
A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :
- Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
- Pasir (sand).
- Lempung pasiran (sandy clay).
-Pasir lempungan (clayey sand). 
B. Agak keras (medium hard digging), misalnya :
- Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
- Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
C. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
- Batu sabak (slate).
- Material yang kompak (compacted material).
- Batuan sedimen (sedimentary rocks).
- Konglomerat (conglomerate).
- Breksi (breccia).
D. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
- Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
- Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks). 
Macam-macam material ini juga akan dapat berpengaruh terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali. 
     Penggunaan alat-alat berat yangg kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya repair yang tidak semestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmetnya, sebaiknya kita pahami lebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Ada beraneka macam alat berat yang dewasa ini dipergunakan di proyek-proyek pembangunan dalam hal ini adalah peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemindahan tanah salah satunya alat angkut.
Jenis-jenis Alat Angkut (Haulers) 
   Dalam bidang pertambangan alat angkut adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut material-material tambang baik itu material yang bernilai ekonomis ataupun tidak dari satu tempat ke tempat yang lain (tempat penimbunan atau pengolahan). Adapun jenis-jenis alat angkut tersebut yaitu:
1. DUMP TRUCK 
    Alat angkut yang paling umum digunakan di tambang terbuka adalah dump truck. Dump Truck dirancang khusus untuk kondisi jalan tambang (bukan aspal). Pertama kali Dump Truck dibuat dan diperkenalkan pada tahun 1930-an dengan kapasitas ± 15 ton. Pada tahun 1950-an  kapasitasnya menaik hingga ± 30 ton dan meningkat lagi hingga ± 350 ton pada tahun 1970-an. Alat angkut ini dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan bijih, batuan untuk bangunan dll kecepatannya dan produksinya tinggi serta bersifat fleksibel, artinya dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam material yang mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula dan tidak terlalu tergantung pada jalur jalan
Dump Truck dapat digolong-golongkan berdasarkan beberapa cara, antara lain :
1) Berdasarkan macam roda penggeraknya (wheel drive)
Ada bermacam-macam kemungkinan roda penggerak (wheel-drive), yaitu :
a) Roda penggeraknya adalah roda-roda depan (front wheel drive). Pada umumnya lebih lambat dan cepat aus ban-ban depannya.
b) Roda penggeraknya adalah roda-roda belakang (rear wheel drive or standard). Tipe truk yang paling banyak dipergunakan pada saat ini, karena keausan ban-ban depannya lebih rendah.
c) Roda penggeraknya adalah rida-roda depan dan belakang (four wheel drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu truk jenis ini banyak dipakai padfa jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.
d) Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear wheel drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk truk-truk yang berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang daya dukungnya rendah.
2) Berdasarkan cara mengosongkan muata
        Ada tiga macam cara truk jungkit mengosongkan muatannya, yaitu :
a) End dump or rear dump, atau mengosongkan muatan ke belakang.
b) Side-dump, atau mengosongkan muatan ke samping.
c) Bottom-dump, atau mengosongkan muatan ke arah bawah
Pemilihan macam pengosongan truk tergantung dari keadaan tempat kerja, artinya tergantung dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site)
      Kerangka (body) bak-nya pada umumnya terbuat dari baja yang tahan abrasi. Pada saat ini sudah ada kerangka bak yang terbuat dari paduan (alloy) alumunium, sehingga lebih ringan, tetapi tetap kuat dan tahan abrasi.
3)    Berdasarkan ukurannya
      Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
a)    Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton.
b)   Ukuran sedang, yaitu yang mempunyai kapasitas antara 25-100 ton.
c)    Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton.
       Cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar, tetapi sebagai pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas minimum dari truk kira-kira 4-5 kali kapasitas alat-galinya (power shovel atau dragline).
            Adapun produksi perjam dari sejumlah Dumptruck yang bekerja di pekerjaan yang
sama secara simultan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :



,
dimana,
P=produksi per jam (m3/jam).
C=produksi per siklus.
Et=effisiensi kerja Dumptruck
Cmt=waktu siklus Dumptruck (menit).
M=jumlah Dumptruck yang bekerja.
n=jumlah nsiklus dari Loader untuk mengisi Dumptruck.
q1 =kapasitas bucket (m3, cuyd).
K=faktor bucket loader.
Es=effisiensi kerja Loader.
Cms=waktu siklus Loader (menit).
2.   Power Scraper 
              Alat ini mampu melakukan tiga tugas sekaligus: memuat, mengangkut, dan membongkar muatan. Bentuk scraper mirip dengan truk biasa. Yang membedakan, bak bawah scraper dapat diturunkan dengan ujungnya berbentuk seperti bilah. Saat scraper bergerak maju, bilah akan menggaruk tanah mirip cara kerja sekop. Tanah garukan ini langsung ditampung dalam bak. Setelah bak penuh bilah kemudian diangkat, dan melajulah scraper ke tempat pembongkaran muatan. Alat ini cocok digunakan di lapisan yang tidak terlalu keras. Begitu pula, tanah dengan banyak bongkah batu juga tidak cocok untuk scraper. Scraper efektif digunakan jika jarak angkut tidak terlalu jauh. Artinya, tempat pemuatan dan pembongkaran mesti berdekatan. Memiliki mobilisasi cepat karena dalam sekali putaran dapat melakukan penggalian, mengangkut, mengosongkan dan berbalik kembali lagi ketempat penggalian dan berputar, produksinya tinggi serta ongkos operasinya relatif rendah. 
Macam-macam Power Scraper
1)Scraper yang ditarik oleh bulldozer (tractor drown scraper)
       Alat ini adalah power scraper yang kuno, yaitu scraper yang  belum memiliki mesin penggerak (prime mover) sendiri, sehingga selalu ditarik oleh sebuah bulldozer atau tractor.
2) Scraper yang memiliki mesin penggerak sendiri (self     propelled scraper)
      Alat ini adalah power scraper yang modern, yaitu alat  yang memiliki mesin penggerak khusus, sehingga gerakannya gesit dan lincah. Dengan sendirinya produksi alat ini dapat tinggi. 
Kemampuan Power Scraper
1) Menggali dan Mengisi
Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan cara
       pusher Loading
         Power Scrapper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh Buldoser. Dalam Pusher Loading perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Pekerjaan harus dilakukan minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju Power Scrapper tak terhambat oleh tatanan material yang sedang digali.
- Harus dilakukan sinkronisasi kecepatan antara Power Scrapper dan Buldoser yang digunakan. Diusahakan tiap 1,5 – 2 menit datang Power Scrapper yang sudah siap untuk didorong, dengan demikian Scrapper tak sampai menunggu untuk didorong Buldoser.
- Sebaiknya memilih operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman         
       Down Hill Loading 
        Diuasahakan agar pola kerja Power Scrapper selalu menuju ke bagian yang lebih rendah, agar gaya berat alat akan membantu Power Scrapper dalam mengisi muatannya sendiri, sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat. 
      Straddle Loading
           Straddle Loading adalah suatu pola pemuatan/ pengisian Power Scrapper di mana tiap dua kali pengisian, bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang ditinggalkan itu akan dipotong/digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya.

       2)Mengangkut
         Hal yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material menggunakan Power Scrapper adalah kecepatan geraknya; Power Scrapper yang menggunakan roda karet, sangat disukai, karena memiliki kecepatan yang tinggi. Cara untuk memperlancarpengangkutan menggunakan Power  Scrapper:
- Power Scrapper yang masih baik dan memiliki kecepatan tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama dengan Power Scrapper yang mempunyak kecepatan rendah, sebab akan mengganggu; kecuali jika jalan cukup lebar sehingga Power Scrapper dapat saling menyalib.
- Diusahakan untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu jauh, diusahakan waktu membelok tak lebih dari 15 detik.
- Supaya Power Scrapper dapat bergerak dengan kecepatan yang maksimum maka jalan harus terpelihara baik.
- Pengangkutan ke dua arah sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk membelok.
3) Menyebarkan Material
         Ada beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan menyebarkan material muatan menggunakan Power Scrapper.
- Apron (pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk material) didorong ke depan dengan hati-hati agar material keluar dengan teratur. Pisau (Cutting Edge) jangan diturunkan terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau material belum turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
- Jika material sangat lengket (misalonya material yang diangkut adalah lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali agar material mau keluar dari bowl, lalu pisau diturunkan sampai ketebalan yang dikehendaki.
- Penyebaran akan merata jika kecepatan Power Scrapper disesuaikan dengan kecepatan keluarnya material dari dalam bowl.
- Material yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat disebarkan dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran material berupa lapisan-lapisan yang tipis serta merata.

Produktifitas Power Scraper
 Produktivitas sraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan, kecepatan alat, efisiensi alat. Volume material yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih. Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu siklus scraper.
Waktu siklus merupakan penjumlahan dari waktu muat (LT), waktu pengangkutan (HT), waktu pembongkaran muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antri (ST). selain itu ada waktu berputar atau turning time (TT) dan waktu percepatan, perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and braking time (ADBT). Karena LT, DT, ST, TT dan ADBT konsisten maka waktu-waktu tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap (FT), sehingga rumus yang dipakai adalah:
FT = LT + DT + ST + TT + ADB
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi scraper didalam operasinya antara lain :
  • Pertama dengan menggemburkan tanah yang akan dimuat ke dalam bowl. Dengan demikian waktu muat akan berkurang. Kedalaman penetrasi dari riper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi cutting edge. 
  • Dengan membasahi tanah yang akan diangkut. Dilakukan debelum dimuat kedalam bowl 
  • memuat material pada kondisi menurun juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan produksi scraper.
3. Belt Conveyor 
   Belt conveyor merupakan rangkaian ban berjalan yang dapat digunakan untuk mengangkut material baik yang berupa unit load atau bulk material secara mendatar maupun miring. Belt dapat dibuat dari beberapa macam bahan baik dari karet, maupun logam. Yang dimaksud dengan “unit load” adalah benda yang biasanya dapat dihitung jumlahnya satu per satu, misalnya kotak, kantong, balok dll. Sedangkan Bulk Material adalah material yang berupa butir-butir, bubuk atau serbuk, misalnya pasir, semen dll.
Bagian – bagian terpenting Belt conveyor adalah :
a. Belt : Fungsinya adalah untuk membawa material yang diangkut.
b. Idler: Gunanya untuk menahan atau menyangga belt. Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi :
- Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan.
- Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari jalur yang seharusnya.
- Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.
c. Centering Device : Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.
d. Unit Penggerak (drive units) : Pada Belt conveyor tenaga gerak dipindahkan ke belt oleh adanya gesekan antara belt dengan “plulley” penggerak (drive pully), karena belt melekat disekeliling pully yang diputar oleh motor.
e. Pemberat (take-ups or counter weight) : Yaitu komponen untuk mengatur tegangan belt dan untuk mencegah terjadinya selip antara belt dengan pully penggerak, karena bertambah panjangnya belt.
f.  Bending the belt 
Alat yang dipergunakan untuk melengkungkan belt adalah
·       - Pully terakhir atau pertengahan
·       - Susunan Roller-roller
·       - Beban dan adanya sifat kelenturan belt.
g. Pengumpan (feeder) : Adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan kecepatan teratur.
h. Trippers : Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu. 
i.  Pembersih Belt (belt-cleaner) : Yaitu alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak melekat pada belt balik.
j. Skirts : Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan (loading point) yang gterbuat dari logam atau kayun dan dapat dipasang tegak atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran. 
k. Holdback : Adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa muatan keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau dihentikan.
l. Kerangka (frame) : Adalah konstruksi baja yang menyangga seluruh susunan belt conveyor dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga jalannya belt yang berada diatasnya tidak terganggu.
m. Motor Penggerak : Biasanya dipergunakan motor listrik untuk menggerakkan drive pulley. Tenaga (HP) dari motor harus disesuaikan dengan keperluan, yaitu :
- Menggerakkan belt kosong dan mengatasi gesekan-gesekan anatara idler dengan komponen lain.
- Menggerakkan muatan secara mendatar.
- Mengankut muatan secara tegak (vertical).
- Menggerakkan tripper dan perlengkapan lain.
- Memberikan percepatan pada belt yang bermuatan bila sewaktu-waktu diperlukan. 
Keuntungan dari penggunaan Belt Conveyor :
1) Menurunkan biaya produksi pada saat memindahkan material.
2) Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap sesuai dengan keinginan.
3) Membutuhkan sedikit ruang.
4) Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material.
5) Menurunkan polusi udara.
4. Lokomotif Dan Lori
 Jenis alat angkut ini digunakan pada daerah yang relatif mendatar dengan kemiringan maksimum 5% dengan jarak angkut sedang. Alat ini terdiri dari lokomotif yang berfungsi sebagai penggerak untuk menarik rangkaian lori yang berisi material yang bergerak di atas rel. Umumnya alat ini digunakan pada tambang dengan tonase besar dan umur tambang yang lama. Pemilihan pengunaan lori+lokomotof didasarkan pada pertimbangan : jalan relatif rendah, kemiringan maksimum 5% , jarak angkut panjang, tonase relativ besar, umur tambang panjang. Berdasarkan tenaga lokomotif dibagi atas enam jenis- lokomotif gandeng lori, loko uap/ sting lokomotif, loko motor bakar ada diesel/solar- ada bensin, loko baterai, loko udara bertekanan tinggi
      Keuntungan menggunakan lokomotif :
- Diperlukan mine fower lebih sedikit
- Fleksibel dan mudah diperpanjang
- Pengangkutan dapat dilakukan bersama-sama
- Mempunyai kecepatan tinggi
Lebih mudah menyesuaikan dengan belokan
   Kekurangan menggunakan lokomotif :
- Mempunyai kemiringan yang terbatas
- Lantai harus kuat
- Bahaya kebakaran, kebocoran arus gas-gas beracun menjadi meningkat.
5. Rope Haulage 
Sistem angkutan kawat (Rope Haulage System) Merupakan jenis alat angkut yang umumnya digunakan pada tambang bawah tanah, dimana berupa satu rangkaian rel dengan menggunakan wire rope dan drum hoist yang dilengkapai dengan motor penggerqk yang dipasang ditambang atau dipermukaan tanah secara permanen baik yang bertenaga mekanis maupun secara     gravitasi untuk menarik rangkaian lori yang berisi muatan dan biasanya digunakan pada jalan-jalan yang relatif merata dan datar.
6. Skip 
     Skip merupakan salah satu alat angkut pada tambang bawah tanah yang digunakan pada pengangkutan material melalui shaft. Skip merupakan semacam lori yang di tarik oleh kabel untuk mengangkut bijih.
7. Load Haul Dump (LHD) 
     LHD adalah suatu alat angkut pada tambang bawah tanah yang bisa sekaligus melakukan pemuatan,pengangkutan dan dumping. Mesinnya bergerak dengan kecepatan sederhana dan terdiri dari komponen internal dan eksternal. Bagian internal dari LHD terdiri dari bucket, mesin kecil, emisi knalpot, profiler panjang dan sempit, diesel knalpot perangkat perawatan, ban dan aksesoris ban, dan sistem ventilasi. LHD dimodelkan sesuai dengan ketinggian tertentu dan disesuaikan dengan daerah sempit di dalam tambang. Ini terdiri dari profiler panjang, rendah dan sempit, yang membuatnya mudah beradaptasi dengan tambang dari semua ukuran. Karena ukurannya, manuver LHD agak lambat tetapi bermanfaat karena dapat mengankut material dalam jumlah banyak karena memiliki bucket yang besar. 
        LHD Internal. Standar untuk LHD adalah mesin diesel dengan tenaga kuda berkisar antara 78-145, tetapi LHDs lebih kecil yang dilengkapi dengan motor listrik. Mesin dari LHD yang didinginkan baik oleh air atau udara dan terletak di chassis bersama dengan rem darurat dan parkir, dan cairan hidrolik tahan terhadap api. LHD juga umumnya dilengkapi dengan perangkat yang secara otomatis menutup suplai bahan bakar ke mesin dalam situasi darurat seperti melebihi suhu gas buang. Sebuah sistem ventilasi diperlukan untuk LHD untuk melawan asap knalpot yang berlebihan itu menciptakan di dalam ruang tertutup. Sistem Ventilasi juga dimasukkan ke dalam undang-undang keselamatan dan peraturan yang ditetapkan oleh banyak negara. Untuk mencapai lingkungan kerja yang sehat, dianjurkan bahwa kecepatan udara harus lebih dari 98,4 kaki (30 m) per menit.
8. Underground Truck 
            Underground Truck  merupakan salah satu jenis alat angkut yang digunakan untuk mengangkut material tambang  pada tambang bawah tanah . Jenis dan mekanisme kerjanya hampir mirip dengan truck pada tambang terbuka tapi dalam bentuk yang lebih kecil karena disesuaikan dengan daerah operasinya. 
  Keuntungan:
- Jarak angkut bisa mencapai 2 km 
- Fleksibel dalam menambah alat tanpa menganggu produksi
- Kecepatan relative tinggi
Kerugian
- Kondisi jalan harus baik dan tidak licin
- Jumlah operator banyak
- Ventilasi harus baik
- Jalan harus lebar dan tidak boleh menyudut 
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktifitas Alat Angkut
      Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi ada 4 parameter yang harus diperhitungkan, yaitu  (1) waktu edar (cycle time) dan (2) efisiensi kerja (3) kondisi jalan angkut (4) Material . Umumnya pemindahan material dihitung berdasarkan volume (m3 atau cuyd); sedangkan pada material batubara biasanya dinyatakan dalam ton.
1. Waktu Edar (cycle time ) 
         Siklus pekerjaan dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan utama di dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat, memindahkan, membongkar muatan, dan kembali ke kegiatan awal. Semua kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh satu alat atau oleh beberapa alat. Waktu yang diperlukan dalam siklus pekerjaan tersebut disebut waktu edar (cycle time). Waktu edar merupakan waktu yang diperlukan oleh alat untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat, maka produksinya semakin tinggi.
         Waktu edar alat angkut pada umumnya terdiri dari waktu menunggu alat untuk dimuat, waktu mengatur posisi untuk dimuati, waktu diisi muatan, waktu mengangkut muatan, waktu dumping, dan waktu kembali kosong.
          Waktu edar alat angkut dapat dirumuskan sebagai berikut :
  CT(a) = STL + LT + LTT + STD + DT + ETT  
Dimana :
          CT(a)= cycle time of haul unit (waktu edar alat angkut)
          STL= spot time at loader (waktu mengambil posisi pemuatan)
          LT= loading time (waktu pemuatan)
          LTT= load travel time (waktu pengangkutan bermuatan )
          STD= spot time at dump (waktu spot di tempat penimbunan)
          ETT= empty travel time (waktu angkut kosong) 
      Waktu edar merupakan salah satu parameter produksi alat angkut, dimana waktu edar alat angkut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
a. Kondisi loading point, yaitu kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga alat angkut dapat secara efektif keluar masuk dan mengambil posisi yang tepat untuk dimuat dilokasi pemuatan. Untuk mencapai maksud tersebut lokasi pemuatan harus terus-menerus dipantau,bahkan bila perlu dilakukan perbaikan
b. Kondisi jalur pengangkutan, yaitu kondisi jalan yang dilalui oleh alat angkut mulai dari loading point hingga stocpile. Hal ini dipengaruhi oleh kemmiringan jalan, kondisi jalan, dan persimpangan yang harus dilalui oleh alat angkut tersebut.
c. Pola pemuatan, untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi maka pola pemuatan juga merupakan faktor yang mempengaruhi waktu edar alat muat dan alat angkut. 
2. Efisiensi kerja
     Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan di dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu yang akurat. Sebagian besar harga efisiensi kerja diarahkan terhadap operator, yaitu orang yang menjalankan atau mengoperasikan unit alat. Walaupun demikian apabila ternyata efisiensi kerjanya rendah belum tentu penyebabnya adalah kemalasan operator yang bersangkutan. Mungkin ada penyebab lain yang tidak dapat dihindari, antara lain cuaca, kerusakan mendadak, kabut dan lain‑lain. Untuk meningkatkan efisiensi kerja operator kadang‑kadang perlu semacam perangsang atau bonus yang mendidik dari perusahaan dengan harapan operator dapat mem­pertinggi etos kerja, lebih bertanggung jawab dan termotivasi. 
        Perbedaan mekanik untuk perawatan alat tidak dapat dimasukkan sebagai penyebab berkurangnya efisiensi kerja operator, karena perbedaan perawatan alat (maintenance) harus sudah terjadwal untuk masuk bengkel (workshop). Oleh sebab itu untuk memperoleh harga efisiensi kerja operator yang mewakili perlu diberikan batas-batas pekerjaan dan itu semua harus difahami oleh seluruh jajaran karyawan operational maupun mekanik, Mungkin setiap perusahaan memberikan definisi yang berbeda tentang pembagian wak
Tabel 2.2. Parameter Pengukuran Efisiensi Kerja
Waktu Tersedia (available)
Jalan (Operation)
Hambatan yang dapat dihindari (Terhenti)
Kerja (working)
Hambatan yang tidak dapat dihindari (tertunda)
-    Kerja Lancar
-         Mengisi BBM
-       Tidak ada operator

-         Ganti Ban
-       Di minta stand by menunggu suku cadang

-         Peledakan
-       Hujan lebat, Kabut, dll

-         Mengatur Alat Berat
-       Berhenti bekerja sebelum waktunya

-         Tunggu alat muat
-       Terlambat bekerja

-         Tunggu truck
-       Keperluan operator

-         Pengawasan rutin
-       Cepat berakhir kerja

-         Pelumasan


-         Manuver alat


-         Pengecekan awal sebelum jalan


-         Pindah posisi alat


-         Istirahat


-         Pergantian Shift


Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu kerja produktif dengan waktu kerja yang tersedia, dinyatakan dalam persen (%). Adapun persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung efisiensi kerja adalah sebagai berikut :
 

Keterangan :
We= waktu kerja efektif (menit)
Wt= waktu kerja yang tersedia (menit)
Whd= waktu hambatan yang dapat dihindari (menit)
Wtd= waktu hambatan yang tidak dapat dihindari (menit)
Ek= efisiensi kerja (%)
3. Jalan Angkut 
       Geometri jalan angkut yang memenuhi syarat adalah bentuk dan ukuran-ukuran dari jalan angkut tersebut sesuai dengan tipe (bentuk, ukuran dan spesifikasi) alat angkut yang digunakan dan kondisi medan yang ada, sehingga dapat menjamin serta menunjang segi keamanan dan keselamatan operasi pengangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan jalan angkut adalah :
a. Lebar Jalan Angkut
          Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Beberapa geometri yang perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan gangguan/hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan kegiatan pengangkutan. Perhitungan lebar jalan angkut didasarkan pada lebar kendaraan terbesar yang dioperasikan. Semakin lebar jalan angkut yang digunakan maka operasi pangangkutan akan semakin aman dan lancar. Desaign jalan terdiri dari 2 karakter yaitu jalan angkut 2 jalur dan desain jalan angkut 2 jalur pada tikungan.
b. Kemiringan jalan
     Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 8 % - 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4,5o (Indonesianto, 2006).
c. Kondisi permukaan jalan
     Kondisi permukaan kerja akan sangat berpengaruh  pada kinerja alat. Kondisi permukaan kerja yang baik menyebabkan alat muat dan alat angkut bekerja secara maksimal, sehingga akan diperoleh cycle time yang cukup efektif. Kondisi permukaan kerja yang baik adalah :
1. Kondisi dimana akan selalu tersedia material untuk diambil oleh alat muat. Untuk mencapai kondisi demikian diperlukan alat pendukung sepert dozer agar selalu menyuplai material ke alat muat.
2. Kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga alat angkut dapat secara efektif keluar masuk mengambil posisi yang tepat untuk melakuakan pemuatan. Untuk mencapai maksud tersebut lokasi pemuatan harus terus-menerus dipantau,bahkan bila perlu dilakukan perbaikan.
3. Kondisi dimana tinggi bench pada area pemuatan sejajar dengan tinggi bak truk alat angkut,sehingga material yang diambil oleh alat muat (backhoe) dapat optimal.
4. Jenis material yang akan digali 
           Jenis material yang akan digali sangat berpengaruh terhadap kerja alat gali muat dan alat angkut. Adapun perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat bervariasi , maka sering dilakukan pengelompokan sebagai berikut:
- Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging ) , misalnya tanah atas ataupun (top soil) , pasir (sand) , lempung pasiran ( sandy clay ) , pasir lempungan ( clayed sand ) 
Agak keras (medium hard digging ) , misalnya tanah liat ataupun lempung (clay ) yang basah dan lengket, batuan yang sudah lapuk (wheathered rock )
- Sukar digali atau agak keras ( hard digging ) , misalnya batu sabak (slate ) , material yang kompak (compacted material ) batuan sedimen (sedimentary rock ) konglongmerat (conglomerate), breaksi (breccia,
- Sukar digali atau agak keras (very hard digging ) atau batuan segar (fresh rock ) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat digali misalnya batuan beku (igneous rock ), batuan malihan (metamorfic rock )
5. Faktor Pengisian Bucket (Fill Factor)
          Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata muat dengan kapasitas baku alat muat yang dinyatakan dalam persen. Semakin besar faktor pengisian maka semakin besar pula kemampuan nyata dari alat tersebut. Faktor pengisian mangkuk disebut juga sebagai bucket  fill factor. Karakteristik ukuran material memiliki peranan penting dalam menentukan proses pemuatan. Produksi dari alat muat sangat dipengaruhi oleh material yang dimuatnya. Disini dikenal istilah factor pengisian bucket (bucket fill factor) yaitu perbandingan antara volume material nyata yang dimuat bucket dengan kapasitas munjung bucket yang dinyatakan dalam persen (%). Faktor-faktor yang mempengaruhi faktor pengisian mangkuk adalah :
1. Kandungan air, dimana semakin besar kandungan air maka semakin besar kandungan air maka factor pengisian semakin kecil,karena terjadi pengurangan volume material.
2. Fragmentasi material, dimana material dengan ukuran yang bagus (fragmentasi baik) akan memiliki bucket fill factor yang tinggi sedangkan material dengan ukuran buruk (fragmentasi besar) akan memiliki bucket fill factor yang rendah sehingga produktifitas alat muat akan rendah.
3. Keterampilan dan kemampuan operator, dimana operator yang berpengalaman dan terampil dapat memperbesar factor pengisian mangkuk. 
Untuk menghitung faktor pengisian digunakan persamaan sebagai berikut :
Ff = Vb/Vd X 100% 
Keterangan :
                         Ff= mFaktor pengisian
                         Vb= Kapasitas nyata alat muat, m3
                         Vd= Kapasitas teoritis alat muat, m3
6. Faktor Kesesuaian Alat (Match Factor) 
            Pada dasarnya kombinasi effisiensi kerja alat angkut dan alat muat yang tertinggi dipilih untuk dipakai. Untuk menyatakan keserasian (synchronization) kerja antara alat muat dengan alat angkut dapat ditentukan dengan menghitung factor keserasian (match factor) melalui persamaan sebagai berikut :
                                                MF=Na x Ctm x n / Nm x Cta  
Dimana :
Na= Jumlah alat angkut
Nm= Jumlah alat muat
Ctm= Waktu memuat untuk alat muat (sekon)
Cta= Waktu edar alat angkut (sekon)
n= Jumlah pengisian bucket 
Keseimbangan atau sinkronisasi kerja antara truck dengan alat muat, misalnya power shovel atau loader, dapat diukur dengan menggunakan Faktor Keseimbangan atau Match Factor (MF) yang dirumuskan sebagai berikut :
MF= 1 Jumlah alat angkut dan alat muat seimbang atau sinkron, hampir dipastikan tidak ada waktu tunggu. Alat muat dan angkut sama-sama sibuk.
MF < 1Jumlah alat angkut kurang, akibatnya alat muat banyak menunggu, sementara alat angkut sibuk.
MF > 1 Jumlah alat angkut lebih, sehingga muncul waktu tunggu dimuat untuk alat angkut, sementara alat muat sibuk.